Salam Pasca

     1. Solusi

Sebuah pabrik mengalami kendala terus menerus; karena mesin desainnya ‘tidak menghasilkan’ gambar berkualitas.  Manajer pabrik tetap teguh menyatakan bahwa mesin desain itu masih ‘bagus’ tidak mungkin diganti.  Namun, satu hari pemiliknya tahu,  dan mengambil solusi, mengganti mesin desain, dan masalah tersebut langsung berakhir, bahkan produk yang dihasilkan lebih baik dari yang diekspektasikan.  Ada saatnya, manajer, lebih melihat realita, lebih cerdas juga mengambil solusi, demi kebaikan bersama.  Selamat beristirahat sahabat Pascasarjana

     2. Tentang Efisiensi yang Tidak Efisien

Sebuah pabrik, berhasil meluncurkan varian produk baru.  Berbagai stakeholder menunjukkan apresiasi terhadap keberhasilan tim produksi pabrik tersebut.  Anehnya, sang manajer, tidak antusias; dan menganggapnya itu sebagai keharusan/kewajaran.  Alih-alih, menyelenggarakan ‘pesta’, manajer mengingatkan bahwa hal tersebut tidaklah berguna, dan sebuah ‘pesta’ adalah pemborosan sumber daya.  Akibatnya, tim produksi merasa patah hati; bahwa mereka tidaklah memiliki potensi untuk dihargai.  Akibat tindakan manajer ini, sulit membuat tim melakukan akselerasi.  Sesungguhnya manajer telah membuat langkah yang tidak efisien. Teriring salam untuk sahabat Pascasarjana Kwik Kian Gie School of Business

     3. Tentang Agency Problema

Direktur sebuah pabrik, memiliki usaha panganan kue, pisang molen yang lezat dan premium.  Ia membuat keputusan: memberi karyawannya snack kue tersebut, pada sore hari.  Tentu saja karyawan bergembira dan bersemangat.  Kue itu sebagai bagian’wealth’ karyawan, yang dibayar oleh perusahaan.  apa yang dilakukan direktur tersebut bagus, namun sebenarnya ia melakukan ‘transfer wealth’ dari perusahaan pada usahanya.  Hal ini terkatagori Agency Problema. Teriring salam untuk sahabat Pascasarjana Kwik Kian Gie School of Business

     4. Yang pasti adalah ketidakpastian

Sekitar tahun 80an akhir; Peter Drucker; ahli manajemen telah menyampaikan hal diatas, berkenaan dengan ketidakpastian ekonomi.  Saat ini, dikenal dengan era destruktif; oleh adanya RI 4.0.  apa yang menarik? Ketidakpastian dan destruktif, itu menunjukkan yang bersifat ‘fixed’ akan mengalami distorsi keseimbangan; karena adanya perubahan atau karena ketidakpastian.  Memiliki gedung, dapat menjadi ‘beban’ memberatkan dibandingkan menyewa.  Dan yang perlu diantisipasi; kurang bekal ilmu atau memiliki keahlian tunggal dapat menyebabkan ketidakmampuan (ketidakfleksibilitasan) menghadapi perubahan.  Ayo, tingkatkan ketrampilan. Teriring salam untuk sahabat Pascasarjana Kwik Kian Gie School of Business

     5. Pengelolaan Risiko

 Prinsip pengelolaan risiko adalah ATMA, Avoid (hindarkan); Transfer (pindahkan); Mitigate (kurangi) dan terakhir Accept (terima).  Accept dalam hal ini, adalah jika ketiga langkah ATM, telah dilakukan namun tidak efektif.  Walau demikian  sikap berlebihan menghindar diriko akan memberikan biaya (costs) yang lebih dari semestinya.  Risiko yang terukur akan meningkatkan skill bagi terdampaknya.  Teriring salam untuk sahabat Pascasarjana Kwik Kian Gie School of Business

     6. Tentang Respon

Sebuah benda berwarna Kemerah-merahan. Dua orang yang melihatnya dapat berkesimpulan berbeda. A menyatakan tidak merah, sedangkan B menyatakan Merah. Dalam hal ini terjadi ketidaksepakatan (disaggrement).  A, mungkin, membandingkan dengan warna merah; sedangkan B membandingkannya dengan warna polos.  Baik A atau B memposisikan ‘jauh’ dari benda tersebut.  Ataukah ‘benda tersebut’ dapat memenuhi Hasrat A dan B, walaupun agak terpaksa?. Kita harus memposisikan diri, memenuhi A atau B atau keduanya.  

     7. Tentang Return

Sebuah saham A harga pembukaan senilai Rp100 dan harga penutupan sebesar Rp103.  Harga saham tersebut telah naik 3%.  Nona C menjual 1 lembar sahamnya pada harga Rp100 (katakan di awal pasar saham dibuka); lalu diakhir membeli saham dengan harga Rp103.  Dalam hal ini Nona C mengalami kerugian 3%.

Return saham itu (potensi kenaikan harga) sebesar 3%, dihitung berdasarkan deret waktunya,  atau dikenal sebagai time weight.  Nona C, returnnya dihitung berdasarkan uang yang dikeluarkannya (rupiah weight).  Return manakah yang menunjukkan ‘real return’?.  Tampaknya return berdasarkan rupiahnya.  

Salam hangat, pascasarjana kwik kian gie school of business

     8. Lemons

Jeruk manis dan jeruk asam dicampur.  Harga jeruk manis Rp1000/kg dan jeruk asam Rp500/kg.  jika campurannya 50:50; harga fairnya Rp750/kg, kita sebut jeruk ini sebagai ‘C’ campuran.    Pembeli,  membeli C, dan kecewa (mungkin mendapatkan jeruk asam yang lebih banyak).  Besok, dia tak ingin membeli lagi, kecuali harganya lebih murah.  Untuk harga yang lebih murah, maka penjual mencampur jeruk asam lebih banyak.  Yang terjadi jeruk asam menguasai pasar.  Istilah ini dikenal sebagai: bad goods driveout good goods; 

Dimanakah jeruk berada?.  Dia tetap ada; syaratnya memberikan garansi kalau memang berkualitas

     9. Respon yang tidak simetris

Dalam artikel terkenalnya di Journal of Finance, Aharony&Swary  menyatakan: jika diumumkan pembagian dividen naik, maka respon pasar akan positip; dan jika diumumkan pembagian dividen turun, maka respon pasar akan sangat negative.  Beliau menyimpulkan: kabar baik direspon baik, kabar buruk direspon lebih buruk lagi. 

Mungkin ini setara dengan asimetris WoM (Worth of Mouth)

     10. Rational Expectation

Ekspektasi yang rasional biasanya menjadi kenyataan.  Jika kita menduga, besok harga barang A akan naik, maka keputusan kita membeli hari ini.  Jika semua membeli hari ini, maka hari ini akan terjadi excess demand yang berpotensi akan menaikkan harga.  Tepat seperti yang kita duga. Kalau begitu: Harapkanlah yang baik. Salam hangat dari Pascasarjana Kwik Kian Gie School of Business